Mimpi vs Takdir

Disaat manusia menyelam menemukan mimpi dan membawanya ke rantai kehidupan, sesungguhnya ia hanya ingin tahu seberapa besar mimpi yang ia pegang saat itu, apakah membawanya mendekati keinginannya. Dalam artian jika seorang bermimpi akan sesuatu yang di ingininya sebenarnya ia tak pernah sedikit pun mengacak takdirnya karena takdir adalah satu-satunya jalan yang harus di lewati sampai kapan berhentinya di bawah batu nisan.

Bicara tentang mimpi sangat rentan di temui di alam bawah sadar saat manusia sejenak berhenti menutup mata dimana ia hanya berhenti bergerak di atas garis takdir. Tetapi ada pula yang mengartikan arah tujuan hidupnya. Di saat manusia percaya akan imajinasi yang mempengaruhinya sebenarnya ia telah menerapi dirinya sendiri ke arah yang positif yakni merefresh kembali memory hidupnya. Semakin tinggi imajinasi tersebut sesungguhnya ia telah mengajak banyak keterpurukan yang luar biasa. Seperti di jelasin dalam gambar berikut ini :


Artian takdir yang baik adalah pelindung manusia itu sendiri dari keterpurukannya. Dan apabila mimpi tersebut semakin tinggi maka akibatnya akan keluar mengenai manusia itu sendiri entah itu berpotensi baik atau buruk. Saat itulah pundak manusia di uji kekuatannya sebagaimana kesabarannya. Sampai manusia mencari tempat peristirahatan selama-lamanya atau lari dari takdir maka gambar tadi juga menjelaskan manusia hanya hidup dan hanya akan mendekati kematian.

Kesimpulannya jangan takut bermimpi di atas takdir yang di gariskan karena sesungguhnya dengan bermimpi apa yang kita ingini akan membuahkan pikiran yang positif, dan dengan pikiran positif itu sendiri akan membawa energi positif pula dalam kehidupan kita.